• Breaking News

    Panduan dan Tutorial Lengkap serta Materi Pelajaran di Mulyono Blog. Konten Terlengkap dan Terpercaya

    Kamis, 13 Oktober 2011

    Titrasi Campuran, Selektivitas, Zat-zat Penopeng, dan Zat-zat Pelepas Topeng

    EDTA adalah reagnesia yang sangat selektif karena ia berkompleks dengan banyak sekali kation di-, tri-, dan tetra-. Bila suatu larutan yang mengandung dua kation yang berkompleks dengan EDTA, dititrasi tanpa penambahan indikator pembentuk kompleks, dan jika diperbolehkan sesatan titrasi sebesar 0,1 persen, maka angka banding antara tetapan-tetapan kestabilan dari kompleks-kompleks EDTA dari dua logam M dan N harus sedemikian, sehingga KM/KN ?106), jika N dikehendaki tak mengganggu titrasi M. Secara tepatnya tentu saja, tetapan-tetapan KM dan KN yang disebut dalam rumus di atas harus merupakan tetapan kestabilan namapak dari kompleks-kompleks itu. Jika digunakan indikator pembentuk kompleks, maka untuk sesatan titrasi yang serupa, KM/KN ³ 108.
    Prosedur-prosedur berikut akan membantu menaikkan selektivitas :
    1.    Dengan mengendalikan pH larutan dengan sesuai. Ini, tentu saja, memanfaatkan kestabilan yang berbeda-beda dari kompleks-kompleks logam EDTA. Begitulah, bismut dan torium dapat dititrasi dalam suatu larutan asam (pH = 2) dengan Jingga Xilenol atau Biru Metiltimol sebagai indikator, dan kebanyakan kation divalen tak mengganggu. Sutau campuran dari ion-ion bismut dan timbel dapat dengan berhasil dititrasi itu pada pH 2 dengan Jingga Xilenol sebagai indikator, lalu menambahkan heksmain untuk menaikkan pH menjadi kira-kira 5, dan menitrasi timbel.
    2. Dengan menggunakan zat-zat penopeng. Penopengan (masking) dapat didefinisikan sebagai proses dalam mana zat, tanpa pemisahan zat itu atau produk-produk reaksinya secara fisik, diubah sedemikian sehingga ia tak ikut ambil bagian dalam suatu larurutan reaksi tertentu. ‘Pelepasan topeng’ (demasking) merupakan proses dalam mana zat yang ditutup memperoleh kembali kemampuanya untuk ikit ambil bagian dalam suatu reaksi tertentu.
    3. Kompleks-kompleks sianida dari zink dan kadmium, dapat di lepas-topeng dengan larutan formaldehida-asam asetat, atau lebih baik, dengan klorat-hidrat :
    [Zn(CN)4]2- + 4H+ + 4HCHO      ?        Zn2+ + 4HO . CH2 . CN
    Penggunaan zat-zat penopeng dan pelepas topeng yang selektif memungkinkan titrasi berturut-turut dari banyak logam. Begitulah, suatu larutan yang mengandung Mg, Zn, dan Cu, dapat dititrasi sebagai berikut :
    (i)   Tambahkan EDTA standar berlebih dan titrasi balik dengan larutan Mg standar dengan menggunakan Hitam solokrom (Hitam Eriokrom T) sebagai indikator. Ini memberi jumlah dari semua logam yang ada.
    (ii)  Olah suatu porsi alikuot dengan KCN berlebih, dengan titrasi seperti tadi. Ini memberi hanya Mg saja.
    (iii)  Tambahkan kloral hidrat berlebih (atau larutan formaldehida-asam asetat,3 : 1) kepada larutan yang tealah dititrasi untuk membebaskan Zn dari komplekssianida itu, dan titrasi sampai indikator menjadi biru. Ini memberi hanya Zn saja. Kandungan Cu laku dapat ditemukan dari selisihnya.
    4. Pemisahan secara klasik dapat diterapkan jika ini tak terlalu menjemukan; begitulah endapan-endapan berikut dapat digunakan untuk pemisahan-pemisahan dalam mana, setelah dilarutkan kembali, kation-kationnya dapat ditetapkan secara kompleksometri: CaC2O4, nikel dimetilglioksimat, Mg(NH4)PO4.6H2O, dan CuSCN.
    5. Ekstrasi pelarut kadangkala berharga. Begitulah, zink dapat dipisahkan dari tembaga dan timbel dengan menambahkan larutan amonium tiosianat berlebih, dan mengekstrasi zink tiosianat yang dihasilkan dengan 4-metilpentan-2-on (isobutil metil keton); lalu ekstrak diencerkan dengan air dan kandungan zink ditetapkan dengan larutan EDTA.
    6. Indikator yang dipilih haruslah indikator untuk mana pembentukan kompleks logam indikator cukup berat sehingga memungfkinkan titik akhir dicapai tanpa harus menunggu-nunggu yang tak perl, dan sebaiknya reversibel.
    7. Anion-anion, seperti ortofosfat, yang dapat mengganggu pada titrasi-titrasi kompleksometri, dapat dihilangkan dengan menggunakan resin penukar ion. Untuk penggunaan resin penukar ion dalam pemisahan kation, serta titrasi EDTA dari katio-kation tersebut berikutnya, serta titrasi EDTA dari kation-kation tersebut berikutnya.
    8. ‘Penopengan Kinetik’ merupakan suatu kasus khusus dalam massa suatu ion logam tidak secara efektif ikut ambil bagian dalam reaksi pengkompleksan, karena ia secara efektif ikut ambil bagian dalam reaksi pengkompleksan, karena ia secara kinetik inert. Jadi reaksi lambat dari krom(III) dengan EDTA memungkinkan untuk menitrasi ion-ion logam lain yang bereaksi cepat, tanpa gangguan, dari Cr(III); ini diilistrasikan dengan penetapan besi(III) dan krom(III) dalam suatu campuran.