Pembentukan suatu spesi kompleks yang tunggal ketimbang dihasilakannya spesi-spesi demikian setahap demi setahap, jelas akan meyederhanakan titrasi kompleksometri, dan memudahakn deteksi titik akhir. Schwarzenbach menyadari bahawa ion asetat mampu membentuk kompleks-kompleks asetato yang rendah kestabilannya dengan hampir semua kation polivalen, dan bahwa jika sifat ini dapat diperkuat oleh kebanyakan kation logam. IA menemukan bahwa asam-asam aminopolikarboksialt merupakan zat-zat pengkompleks yang baik sekal; yang paling penting dari ini adalah asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asam etilenadiaminatetraasetat). Rumus (I) lebih dipilih daripada rumus (II) karena telah ditunjukkan dari

Rumus I

Rumus II
Zat pengkompleks lainnnya (komplekson) yang kadang-kadang digunakan,meliputi (a) asam nitrilotriasetat (III) (NITA atau NTA atau komplekson I; ini mempunyai pK1 = 1,9, pK2 = 2,5, dan pK3 = 9,7), (b) asam trans-1,2-diaminosikloheksana-N,N,N’,N’-tetraasetat(IV); ini hendaknya dirumuskan sebagai struktur zitterion seperti (I); nama singkatannya adalah EDTA, DcyTA atau DCTA atau komplekson IV).


(c) asam 2,2′-etilenadioksibis(etiliminodiasetat) (V) juga dikenal sebagai asam etilenaglikolbis (2-aminoetil eter) N, N, N’, N’,-tetraaetat (EGTA), dan (d) asam trietilenatetramina-N, N, N’,N”, N”‘, N”‘-heksaasetat (TTHA), (VI).


CDTA sering membentuk kompleks logam yang lebih kuat ketimbang EDTA, maka memeperoleh apalikasi dalam analisis, tetapi kompleks-kompleks logam itu berbentuk agak lebih lambat ketimbang EDTA sehingga titik akhir titrasi cenderung akan mulur dengan reagnesia yang terdahulu itu (CDTA), EGTA diaplikasi secara analisis terutama pada penetapan kalsium dalam campuran kalsium dan magnesium, dan mungkin lebih unggul daripada EDTA dalam titrasi kalsium/magnesium dalam air sadah. TTHA membentuk kompleks-kompleks 1:2 dengan banyak kation trivalen, dan dengan beberapa logam divalen, dan Prihil dan Vesely telah menciptakan prosedur untuk menetapakan komponen-komponen dari campuran ion-ion tertentu tanpa menggunakan zat penutup.

EDTA
Untuk menyederhanakan pembahasan yang berikut, EDTA diberi rumus H4Y : maka garam dinatriumnya adalah NA2H2Y, dan memberi ion pembentuk kompleks H2Y2- daalm larutan air, ia bereaksi dengan semua logam dalam rasio 1:1. reaksi dengan kation, misalnya M2+, dapat ditulis sebagai :
M2+ + H2Y2- ó MY2- + 2H+ (1)
Untuk kation lain, reaksi dapat dinyatakan sebagai :
M3+ + H2Y2- ó MY- + 2H+ (2)
M4+ + H2Y2- ó MY + 2H+ (3)
atau
Mn+ + H2Y2- ó (MY)(n-4)+ + 2H+ (4)
Dalam semua kasus satu mol H2Y2- yang membentuk kompleks akan bereaksi dengan satu mol ion logam, dan selalu juga terbentuk dua mol ion hidrogen. Namapak dari persamaan (4) bahwa disosiasi kompleks akan ditentukan oleh pH larutan; menurunkan pH akan mengurangi kestabilan kompleks logam EDTA. Semakin stabil kompleks, semakin rendah pH pada mana suatu titrasi EDTA dari ion logam bersangkutan dapat dilaksanakan.
Tabel dibawah menunjukkan nilai pH minimum untuk eksistensi kompoleks EDTA dari beberapa logam pilihan.
TABEL IKestabilan terhadap pH dari beberapa kompleks logam EDTA | ||
pH minimum adanya kompleks | Logam pilihan | |
1-3 | Zr4+;Hf4+;Th4+;Bi3+;Fe3+ | |
4-6 | Pb2+;Cu2+;Zn2+;Co2+;Ni2+;Mn2+;Fe2+;Al3+;Cd2+;Sn2+ | |
8-10 | Ca2+;Sr2+;Ba2+;Mg2+ |