SLEMAN, - Kebakaran terjadi di Dusun Blunyahgede, Desa Sinduadi, Mlati pada Minggu (28/8/2011). Api muncul pada pukul 20.30. Rumah milik Kumbul Sumantri (85) itu terletak di tengah perumahan padat. Akibatnya, empat mobil pemadam kebakaran dari Kota Yogyakarta dan dua mobil dari Sleman kesulitan untuk mengakses lokasi kebakaran.
Semua mobil berhenti di ujung gang lokasi kebakaran. Pemadam terpaksa menarik slang air hingga lokasi kebakaran.
Selain itu, lokasi yang padat penduduk juga merepotkan pemadam. Puluhan bahkan ratusan penduduk berhamburan keluar rumah ingin menyaksikan secara langsung kebakaran tersebut. Petugas dan relawan dari Jogja Magelang Elektronik berusaha meminta warga untuk pulang dengan pengeras suara. "Bagi yang tidak berkepentingan dimohon untuk pulang. Jaga rumah dan daerah masing-masing supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," teriak seorang petugas. Namun jumlah warga yang datang justru terus bertambah banyak.
Warga yang hadir mengganggu petugas pemadam kebakaran menarik slang air. Petugas harus meminta warga menyinngkir dulu sebelum menarik slang air.
Beberapa relawan yang tidak berkompeten untuk memadamkan api juga ikut berusaha membantu. Namun usaha mereka yang terlalu berani masuk ke dalam rumah justru mengganggu pemadam. "Tadi ada seorang relawan yang masuk ke dalam rumah hingga merusak struktur rumah. Itu membahayakan dirinya dan anak buah saya," ujar komandan regu pemadam kebakaran Kota Yogyakarta, Iskandar. Akibat kejadian itu, Iskandar menarik anak buahnya untuk menyemprot air dari halaman.
Seorang tetangga yang tinggal persis di sebelah rumah korban kebakaran, Bambang (52) mengatakan kebakaran bermula dari setrikaan. "Mbah Kumbul tiba-tiba berlari keluar rumah berteriak kebakaran. Dia meminta tolong pada saya," ujar dia.
Bambang segera berlari masuk. Api sudah membesar di atas meja setrikaan. Bambang dan para tetangga berusaha memadamkan dengan air di ember. "Tapi api sudah terlampau besar," ujarnya.
Ia mengatakan, ada dua kemungkinan penyebab kebakaran, yaitu korsleting pada setrikaan atau setrikaan ditinggal dalam kondisi menyala dan membakar meja setrikaan. "Di dekat meja setrikaan ada banyak kain dan sofa, sehingga api mudah sekal membesar," lanjutnya.
Mbah Kumbul tinggal di rumah kuno berukuran 200 meter persegi itu bersama satu anak dan satu cucunya. Saat kejadian, anak dan cucunya sedang pergi ke Ngijon, Godean. "Tidak ada korban dalam kejadian ini. Mbah Kumbul sempat kami bawa ke rumah sakit Sakinah Idaman. Dia sempat shock, namun tidak luka sama sekali," kata dia.