Globalisasi adalah sebuah istilah
yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa
dan antarmanusia di seluruh
dunia dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga
batas-batas suatu negara
menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses
di mana antarindividu,
antarkelompok, dan antarnegara
saling berinteraksi, bergantung,
terkait, dan mempengaruhi satu
sama lain yang melintasi batas
negara
Dalam banyak hal, globalisasi
mempunyai banyak karakteristik
yang sama dengan
internasionalisasi sehingga kedua
istilah ini sering dipertukarkan.
Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi
yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran negara
atau batas-batas negara.
Pengertian
Menurut asal katanya, kata
"globalisasi" diambil dari kata
global, yang maknanya ialah
universal. Achmad Suparman
menyatakan Globalisasi adalah
suatu proses menjadikan sesuatu
(benda atau perilaku) sebagai ciri
dari setiap individu di dunia ini
tanpa dibatasi oleh wilayah
Globalisasi belum memiliki definisi
yang mapan, kecuali sekedar
definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi
mana orang melihatnya. Ada
yang memandangnya sebagai
suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah
yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia
makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan
ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek
yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa
saja orang memiliki pandangan
negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme
dalam bentuk yang paling
mutakhir. Negara-negara yang
kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia
dan negara-negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-
bidang lain seperti budaya dan
agama. Theodore Levitte
merupakan orang yang pertama
kali menggunakan istilah
Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada
beberapa definisi yang
dimaksudkan orang dengan
globalisasi:
Internasionalisasi: Globalisasi
diartikan sebagai
meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini
masing-masing negara tetap
mempertahankan identitasnya
masing-masing, namun menjadi
semakin tergantung satu
sama lain.
Liberalisasi: Globalisasi juga
diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatan
tarif ekspor impor, lalu lintas
devisa, maupun migrasi.
Universalisasi: Globalisasi juga
digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh
dunia. Pengalaman di satu
lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.
Westernisasi: Westernisasi
adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan
budaya dari barat sehingga
mengglobal.
Hubungan transplanetari dan
suprateritorialitas: Arti kelima
ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada empat
definisi pertama, masing-
masing negara masih
mempertahankan status
ontologinya. Pada pengertian
yang kelima, dunia global
memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar
gabungan negara-negara.
Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang
menandakan semakin
berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia.
Hilir mudiknya kapal-kapal
pengangkut barang antarnegara
menunjukkan keterkaitan
antarmanusia di seluruh dunia
Perubahan dalam Konstantin
ruang dan waktu.
Perkembangan barang-barang
seperti telepon genggam,
televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi
demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakan massa
semacam turisme
memungkinkan kita
merasakan banyak hal dari
budaya yang berbeda.
Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan
pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi
organisasi semacam World
Trade Organization (WTO).
Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media
massa (terutama televisi, film,
musik, dan transmisi berita
dan olah raga internasional).
saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang
fashion, literatur, dan
makanan.
Meningkatnya masalah
bersama, misalnya pada
bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional
dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen
menyimpulkan bahwa
transformasi ini telah membawa
kita pada globalisme, sebuah
kesadaran dan pemahaman baru
bahwa dunia adalah satu.
Giddens menegaskan bahwa
kebanyakan dari kita sadar
bahwa sebenarnya diri kita turut
ambil bagian dalam sebuah dunia
yang harus berubah tanpa
terkendali yang ditandai dengan
selera dan rasa ketertarikan
akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan
yang mungkin terjadi. Sejalan
dengan itu, Peter Drucker
menyebutkan globalisasi sebagai
zaman transformasi sosial.
Teori globalisasi
Cochrane dan Pain
menegaskan bahwa dalam
kaitannya dengan globalisasi,
terdapat tiga posisi teoritis yang
dapat dilihat, yaitu:
Para globalis percaya bahwa
globalisasi adalah sebuah
kenyataan yang memiliki
konsekuensi nyata terhadap
bagaimana orang dan lembaga
di seluruh dunia berjalan.
Mereka percaya bahwa
negara-negara dan
kebudayaan lokal akan hilang
diterpa kebudayaan dan
ekonomi global yang homogen.
meskipun demikian, para
globalis tidak memiliki
pendapat sama mengenai
konsekuensi terhadap proses
tersebut.
Para globalis positif
dan optimistis
menanggapi dengan
baik perkembangan
semacam itu dan
menyatakan bahwa
globalisasi akan
menghasilkan
masyarakat dunia
yang toleran dan
bertanggung jawab.
Para globalis
pesimis berpendapat
bahwa globalisasi
adalah sebuah
fenomena negatif
karena hal tersebut
sebenarnya adalah
bentuk penjajahan
barat (terutama
Amerika Serikat) yang
memaksa sejumlah
bentuk budaya dan
konsumsi yang
homogen dan terlihat
sebagai sesuatu yang
benar dipermukaan.
Beberapa dari mereka
kemudian membentuk
kelompok untuk
menentang globalisasi
( antiglobalisasi).
Para tradisionalis tidak
percaya bahwa globalisasi
tengah terjadi. Mereka
berpendapat bahwa fenomena
ini adalah sebuah mitos
semata atau, jika memang
ada, terlalu dibesar-besarkan.
Mereka merujuk bahwa
kapitalisme telah menjadi
sebuah fenomena
internasional selama ratusan
tahun. Apa yang tengah kita
alami saat ini hanyalah
merupakan tahap lanjutan,
atau evolusi, dari produksi
dan perdagangan kapital.
Para transformasionalis
berada di antara para globalis
dan tradisionalis. Mereka
setuju bahwa pengaruh
globalisasi telah sangat
dilebih-lebihkan oleh para
globalis. Namun, mereka juga
berpendapat bahwa sangat
bodoh jika kita menyangkal
keberadaan konsep ini. Posisi
teoritis ini berpendapat
bahwa globalisasi seharusnya
dipahami sebagai
"seperangkat hubungan yang
saling berkaitan dengan murni
melalui sebuah kekuatan,
yang sebagian besar tidak
terjadi secara langsung".
Mereka menyatakan bahwa
proses ini bisa dibalik,
terutama ketika hal tersebut
negatif atau, setidaknya,
dapat dikendalikan.
Sejarah globalisasi
Banyak sejarawan yang
menyebut globalisasi sebagai
fenomena di abad ke-20 ini yang
dihubungkan dengan bangkitnya
ekonomi internasional. Padahal
interaksi dan globalisasi dalam
hubungan antarbangsa di dunia
telah ada sejak berabad-abad
yang lalu. Bila ditelusuri, benih-
benih globalisasi telah tumbuh
ketika manusia mulai mengenal
perdagangan antarnegeri sekitar
tahun 1000 dan 1500 M. Saat
itu, para pedagang dari Tiongkok
dan India mulai menelusuri negeri
lain baik melalui jalan darat
(seperti misalnya jalur sutera)
maupun jalan laut untuk
berdagang. Berkas:Mcdonalds
oslo 2.jpg Fenomena
berkembangnya perusahaan
McDonald di seluroh pelosok
dunia menunjukkan telah
terjadinya globalisasi.
Fase selanjutnya ditandai dengan
dominasi perdagangan kaum
muslim di Asia dan Afrika. Kaum
muslim membentuk jaringan
perdagangan yang antara lain
meliputi Jepang, Tiongkok,
Vietnam, Indonesia, Malaka, India,
Persia, pantai Afrika Timur, Laut
Tengah, Venesia, dan Genoa. Di
samping membentuk jaringan
dagang, kaum pedagang muslim
juga menyebarkan nilai-nilai
agamanya, nama-nama, abjad,
arsitek, nilai sosial dan budaya
Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan
eksplorasi dunia secara besar-
besaran oleh bangsa Eropa.
Spanyol, Portugis, Inggris, dan
Belanda adalah pelopor-pelopor
eksplorasi ini. Hal ini didukung
pula dengan terjadinya revolusi
industri yang meningkatkan
keterkaitan antarbangsa dunia.
berbagai teknologi mulai
ditemukan dan menjadi dasar
perkembangan teknologi saat ini,
seperti komputer dan internet.
Pada saat itu, berkembang pula
kolonialisasi di dunia yang
membawa pengaruh besar
terhadap difusi kebudayaan di
dunia.
Semakin berkembangnya industri
dan kebutuhan akan bahan baku
serta pasar juga memunculkan
berbagai perusahaan
multinasional di dunia. Di Indinesia
misalnya, sejak politik pintu
terbuka, perusahaan-
perusahaan Eropa membuka
berbagai cabangnya di Indonesia.
Freeport dan Exxon dari Amerika
Serikat, Unilever dari Belanda,
British Petroleum dari Inggris
adalah beberapa contohnya.
Perusahaan multinasional seperti
ini tetap menjadi ikon globalisasi
hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan
dan mendapat momentumnya
ketika perang dingin berakhir
dan komunisme di dunia runtuh.
Runtuhnya komunisme seakan
memberi pembenaran bahwa
kapitalisme adalah jalan terbaik
dalam mewujudkan
kesejahteraan dunia.
Implikasinya, negara negara di
dunia mulai menyediakan diri
sebagai pasar yang bebas. Hal ini
didukung pula dengan
perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi.
Alhasil, sekat-sekat antarnegara
pun mulai kabur.]]
Reaksi masyarakat
Gerakan pro-globalisasi
Pendukung globalisasi (sering
juga disebut dengan pro-
globalisasi) menganggap bahwa
globalisasi dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran
ekonomi masyarakat dunia.
Mereka berpijak pada teori
keunggulan komparatif yang
dicetuskan oleh David Ricardo.
Teori ini menyatakan bahwa
suatu negara dengan negara lain
saling bergantung dan dapat
saling menguntungkan satu sama
lainnya, dan salah satu
bentuknya adalah
ketergantungan dalam bidang
ekonomi. Kedua negara dapat
melakukan transaksi pertukaran
sesuai dengan keunggulan
komparatif yang dimilikinya.
Misalnya, Jepang memiliki
keunggulan komparatif pada
produk kamera digital (mampu
mencetak lebih efesien dan
bermutu tinggi) sementara
Indonesia memiliki keunggulan
komparatif pada produk kainnya.
Dengan teori ini, Jepang
dianjurkan untuk menghentikan
produksi kainnya dan
mengalihkan faktor-faktor
produksinya untuk
memaksimalkan produksi kamera
digital, lalu menutupi kekurangan
penawaran kain dengan
membelinya dari Indonesia, begitu
juga sebaliknya.
Salah satu penghambat utama
terjadinya kerjasama diatas
adalah adanya larangan-larangan
dan kebijakan proteksi dari
pemerintah suatu negara. Di satu
sisi, kebijakan ini dapat
melindungi produksi dalam negeri,
namun di sisi lain, hal ini akan
meningkatkan biaya produksi
barang impor sehingga sulit
menembus pasar negara yang
dituju. Para pro-globalisme tidak
setuju akan adanya proteksi dan
larangan tersebut, mereka
menginginkan dilakukannya
kebijakan perdagangan bebas
sehingga harga barang-barang
dapat ditekan, akibatnya
permintaan akan meningkat.
Karena permintaan meningkat,
kemakmuran akan meningkat
dan begitu seterusnya.
Beberapa kelompok pro-
globalisme juga mengkritik Bank
Dunia dan IMF, mereka
berpendapat bahwa kedua
badan tersebut hanya
mengontrol dan mengalirkan
dana kepada suatu negara,
bukan kepada suatu koperasi
atau perusahaan. Sebagai
hasilnya, banyak pinjaman yang
mereka berikan jatuh ke tangan
para diktator yang kemudian
menyelewengkan dan tidak
menggunakan dana tersebut
sebagaimana mestinya,
meninggalkan rakyatnya dalam
lilitan hutang negara, dan
sebagai akibatnya, tingkat
kemakmuran akan menurun.
Karena tingkat kemakmuran
menurun, akibatnya masyarakat
negara itu terpaksa mengurangi
tingkat konsumsinya; termasuk
konsumsi barang impor, sehingga
laju globalisasi akan terhambat
dan -- menurut mereka --
mengurangi tingkat
kesejahteraan penduduk dunia.
Gerakan antiglobalisasi
[sunting] Gerakan antiglobalisasi !
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: antiglobalisasi Gerakan
antiglobalisasi
Antiglobalisasi adalah suatu istilah
yang umum digunakan untuk
memaparkan sikap politis orang-
orang dan kelompok yang
menentang perjanjian dagang
global dan lembaga-lembaga yang
mengatur perdagangan antar
negara seperti Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi" dianggap oleh
sebagian orang sebagai gerakan
sosial, sementara yang lainnya
menganggapnya sebagai istilah
umum yang mencakup sejumlah
gerakan sosial yang berbeda-
beda. Apapun juga maksudnya,
para peserta dipersatukan dalam
perlawanan terhadap ekonomi
dan sistem perdagangan global
saat ini, yang menurut mereka
mengikis lingkungan hidup, hak-
hak buruh, kedaulatan nasional,
dunia ketiga, dan banyak lagi
penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap
"antiglobalisasi" sering menolak
istilah itu, dan mereka lebih suka
menyebut diri mereka sebagai
Gerakan Keadilan Global, Gerakan
dari Semua Gerakan atau
sejumlah istilah lainnya. [sunting]
Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian
merupakan suatu proses
kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-
negara di seluruh dunia menjadi
satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi dengan
tanpa rintangan batas teritorial
negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal, barang
dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi,
batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan
antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan
semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan
membuka peluang pasar produk
dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif,
sebaliknya juga membuka
peluang masuknya produk-
produk global ke dalam pasar
domestik.
Menurut Tanri Abeng,
perwujudan nyata dari globalisasi
ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
Globalisasi produksi, di mana
perusahaan berproduksi di
berbagai negara, dengan
sasaran agar biaya produksi
menjadi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah
buruh yang rendah, tarif bea
masuk yang murah,
infrastruktur yang memadai
atau pun karena iklim usaha
dan politik yang kondusif.
Dunia dalam hal ini menjadi
lokasi manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing
merupakan gejala terjadinya
globalisasi tenaga kerja
Globalisasi pembiayaan.
Perusahaan global mempunyai
akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan
investasi (baik dalam bentuk
portofolio atau pun langsung)
di semua negara di dunia.
Sebagai contoh, PT Telkom
dalam memperbanyak satuan
sambungan telepon, atau PT
Jasa Marga dalam memperluas
jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem
pembiayaan dengan pola BOT
(build-operate-transfer)
bersama mitrausaha dari
manca negara.
Globalisasi tenaga kerja.
Perusahaan global akan
mampu memanfaatkan tenaga
kerja dari seluruh dunia
sesuai kelasnya, seperti
penggunaan staf profesional
diambil dari tenaga kerja yang
telah memiliki pengalaman
internasional atau buruh
kasar yang biasa diperoleh
dari negara berkembang.
Dengan globalisasi maka
human movement akan
semakin mudah dan bebas.
Globalisasi jaringan informasi.
Masyarakat suatu negara
dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari
negara-negara di dunia
karena kemajuan teknologi,
antara lain melalui:
TV,radio,media cetak dll.
Dengan jaringan komunikasi
yang semakin maju telah
membantu meluasnya pasar
ke berbagai belahan dunia
untuk barang yang sama.
Sebagai contoh : KFC, celana
jeans levi's, atau hamburger
melanda pasar dimana-mana.
Akibatnya selera masyarakat
dunia -baik yang berdomisili di
kota ataupun di desa- menuju
pada selera global.
Globalisasi Perdagangan. Hal ini
terwujud dalam bentuk
penurunan dan penyeragaman
tarif serta penghapusan
berbagai hambatan nontarif.
Dengan demikian kegiatan
perdagangan dan persaingan
menjadi semakin cepat, ketat,
dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum
globalis mengklaim saat ini telah
terjadi sebuah intensifikasi
secara cepat dalam investasi dan
perdagangan internasional.
Misalnya, secara nyata
perekonomian nasional telah
menjadi bagian dari
perekonomian global yang
ditengarai dengan adanya
kekuatan pasar dunia. [sunting]
Kebaikan globalisasi ekonomi
Produksi global dapat
ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan
teori 'Keuntungan Komparatif'
dari David Ricardo. Melalui
spesialisasi dan perdagangan
faktor-faktor produksi dunia
dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah
dan masyarakat akan
memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan
dalam bentuk pendapatan yang
meningkat, yang selanjutnya
dapat meningkatkan
pembelanjaan dan tabungan.
Meningkatkan kemakmuran
masyarakat dalam suatu
negara
Perdagangan yang lebih bebas
memungkinkan masyarakat dari
berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri.
Hal ini menyebabkan konsumen
mempunyai pilihan barang yang
lebih banyak. Selain itu,
konsumen juga dapat menikmati
barang yang lebih baik dengan
harga yang lebih rendah.
Meluaskan pasar untuk
produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang
lebih bebas memungkinkan setiap
negara memperoleh pasar yang
jauh lebih luas dari pasar dalam
negeri.
Dapat memperoleh lebih
banyak modal dan teknologi
yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari
investasi asing dan terutama
dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah
kekurangan modal dan tenaga
ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan
dihadapi oleh negara-negara
berkembang.
Menyediakan dana tambahan
untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri
dan berbagai sektor lainnya
bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi
terutamanya melalui investasi
yang dilakukan oleh perusahaan
swasta domestik. Perusahaan
domestik ini seringkali
memerlukan modal dari bank
atau pasar saham. dana dari luar
negeri terutama dari negara-
negara maju yang memasuki
pasar uang dan pasar modal di
dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang
dibutuhkan tersebut. [sunting]
Keburukan globalisasi ekonomi
Menghambat pertumbuhan
sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi
adalah perkembangan sistem
perdagangan luar negeri yang
lebih bebas. Perkembangan ini
menyebabkan negara-negara
berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi
untuk memberikan proteksi
kepada industri yang baru
berkembang (infant industry).
Dengan demikian, perdagangan
luar negeri yang lebih bebas
menimbulkan hambatan kepada
negara berkembang untuk
memajukan sektor industri
domestik yang lebih cepat. Selain
itu, ketergantungan kepada
industri-industri yang dimiliki
perusahaan multinasional semakin
meningkat.
Memperburuk neraca
pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan
barang-barang impor. Sebaliknya,
apabila suatu negara tidak
mampu bersaing, maka ekspor
tidak berkembang. Keadaan ini
dapat memperburuk kondisi
neraca pembayaran. Efek buruk
lain dari globaliassi terhadap
neraca pembayaran adalah
pembayaran neto pendapatan
faktor produksi dari luar negeri
cenderung mengalami defisit.
Investasi asing yang bertambah
banyak menyebabkan aliran
pembayaran keuntungan
(pendapatan) investasi ke luar
negeri semakin meningkat. Tidak
berkembangnya ekspor dapat
berakibat buruk terhadap
neraca pembayaran. http://
id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Globalisasi&action=edit
Sektor keuangan semakin
tidak stabil
Salah satu efek penting dari
globalisasi adalah pengaliran
investasi (modal) portofolio yang
semakin besar. Investasi ini
terutama meliputi partisipasi
dana luar negeri ke pasar saham.
Ketika pasar saham sedang
meningkat, dana ini akan
mengalir masuk, neraca
pembayaran bertambah bak dan
nilai uang akan bertambah baik.
Sebaliknya, ketika harga-harga
saham di pasar saham menurun,
dana dalam negeri akan mengalir
ke luar negeri, neraca
pembayaran cenderung menjadi
bertambah buruk dan nilai mata
uang domestik merosot.
Ketidakstabilan di sektor
keuangan ini dapat menimbulkan
efek buruk kepada kestabilan
kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi jangka
panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan
di atas berlaku dalam suatu
negara, maka dlam jangka
pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil.
Dalam jangka panjang
pertumbuhan yang seperti ini
akan mengurangi lajunya
pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan semakin
lambat pertumbuhannya dan
masalah pengangguran tidak
dapat diatasi atau malah semakin
memburuk. Pada akhirnya,
apabila globalisasi menimbulkan
efek buruk kepada prospek
pertumbuhan ekonomi jangka
panjang suatu negara, distribusi
pendapatan menjadi semakin
tidak adil dan masalah sosial-
ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk. [sunting]
Globalisasi kebudayaan Sub-
kebudayaan Punk, adalah contoh
sebuah kebudayaan yang
berkembang secara global
Globalisasi mempengaruhi hampir
semua aspek yang ada di
masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan
sebagai nilai-nilai (values) yang
dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai
hal. Baik nilai-nilai maupun
persepsi berkaitan dengan
aspek-aspek kejiwaan/psikologis,
yaitu apa yang terdapat dalam
alam pikiran. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting
artinya apabila disadari, bahwa
tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah
satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan
subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala
tersebarnya nilai-nilai dan
budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia
atau world culture) telah terlihat
semenjak lama. Cikal bakal dari
persebaran budaya dunia ini
dapat ditelusuri dari perjalanan
para penjelajah Eropa Barat ke
berbagai tempat di dunia ini
( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi
kebudayaan secara intensif
terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak melalui media
menggantikan kontak fisik
sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan
tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan
semakin cepatnya perkembangan
globalisasi kebudayaan. [sunting]
Ciri berkembangnya globalisasi
kebudayaan
Berkembangnya pertukaran
kebudayaan internasional.
Penyebaran prinsip
multikebudayaan
(multiculturalism), dan
kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan
lain di luar kebudayaannya.
Berkembangnya turisme dan
pariwisata.
Semakin banyaknya imigrasi
dari suatu negara ke negara
lain.
Berkembangnya mode yang
berskala global, seperti
pakaian, film dan lain lain.
Bertambah banyaknya event-
event berskala global, seperti
Piala Dunia FIFA.
Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian
merupakan suatu proses
kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-
negara di seluruh dunia menjadi
satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi dengan
tanpa rintangan batas teritorial
negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal, barang
dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi,
batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan
antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan
semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan
membuka peluang pasar produk
dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif,
sebaliknya juga membuka
peluang masuknya produk-
produk global ke dalam pasar
domestik.
Menurut Tanri Abeng,
perwujudan nyata dari globalisasi
ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
Globalisasi produksi, di
mana perusahaan berproduksi
di berbagai negara, dengan
sasaran agar biaya produksi
menajdi lebih rendah. Hal ini
dilakukan baik karena upah
buruh yang rendah, tarif bea
masuk yang murah,
infrastruktur yang memadai
ataupun karena iklim usaha
dan politik yang kondusif.
Dunia dalam hal ini menjadi
lokasi manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing
merupakan gejala terjadinya
globalisasi tenaga kerja
Globalisasi pembiayaan.
Perusahaan global mempunyai
akses untuk memperoleh
pinjaman atau melakukan
investasi (baik dalam bentuk
portofolio ataupun langsung)
di semua negara di dunia.
Sebagai contoh, PT Telkom
dalam memperbanyak satuan
sambungan telepon, atau PT
Jasa Marga dalam memperluas
jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem
pembiayaan dengan pola BOT
(build-operate-transfer)
bersama mitrausaha dari
manca negara.
Globalisasi tenaga kerja.
Perusahaan global akan
mampu memanfaatkan tenaga
kerja dari seluruh dunia
sesuai kelasnya, seperti
penggunaan staf profesional
diambil dari tenaga kerja yang
telah memiliki pengalaman
internasional atau buruh
kasar yang biasa diperoleh
dari negara berkembang.
Dengan globalisasi maka
human movement akan
semakin mudah dan bebas.
Globalisasi jaringan
informasi . Masyarakat
suatu negara dengan mudah
dan cepat mendapatkan
informasi dari negara-negara
di dunia karena kemajuan
teknologi, antara lain melalui:
TV,radio,media cetak dll.
Dengan jaringan komunikasi
yang semakin maju telah
membantu meluasnya pasar
ke berbagai belahan dunia
untuk barang yang sama.
Sebagai contoh : KFC, celana
jeans levi's, atau hamburger
melanda pasar dimana-mana.
Akibatnya selera masyarakat
dunia -baik yang berdomisili di
kota ataupun di desa- menuju
pada selera global.
Globalisasi Perdagangan.
Hal ini terwujud dalam bentuk
penurunan dan penyeragaman
tarif serta penghapusan
berbagai hambatan nontarif.
Dengan demikian kegiatan
perdagangan dan persaingan
menjadi semakin cepat, ketat,
dan fair.
Thompson mencatat bahwa
kaum globalis mengklaim saat ini
telah terjadi sebuah intensifikasi
secara cepat dalam investasi dan
perdagangan internasional.
Misalnya, secara nyata
perekonomian nasional telah
menjadi bagian dari
perekonomian global yang
ditengarai dengan adanya
kekuatan pasar dunia.
Kebaikan globalisasi
ekonomi
Produksi global dapat
ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan
teori 'Keuntungan Komparatif'
dari David Ricardo. Melalui
spesialisasi dan perdagangan
faktor-faktor produksi dunia
dapat digunakan dengan lebih
efesien, output dunia bertambah
dan masyarakat akan
memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan
dalam bentuk pendapatan yang
meningkat, yang selanjutnya
dapat meningkatkan
pembelanjaan dan tabungan.
Meningkatkan
kemakmuran masyarakat
dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas
memungkinkan masyarakat dari
berbagai negara mengimpor lebih
banyak barang dari luar negeri.
Hal ini menyebabkan konsumen
mempunyai pilihan barang yang
lebih banyak. Selain itu,
konsumen juga dapat menikmati
barang yang lebih baik dengan
harga yang lebih rendah.
Meluaskan pasar untuk
produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang
lebih bebas memungkinkan setiap
negara memperoleh pasar yang
jauh lebih luas dari pasar dalam
negeri.
Dapat memperoleh lebih
banyak modal dan
teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari
investasi asing dan terutama
dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah
kekurangan modal dan tenaga
ahli serta tenaga terdidik yang
berpengalaman kebanyakan
dihadapi oleh negara-negara
berkembang.
Menyediakan dana
tambahan untuk
pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri
dan berbagai sektor lainnya
bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi
terutamanya melalui investasi
yang dilakukan oleh perusahaan
swasta domestik. Perusahaan
domestik ini seringkali
memerlukan modal dari bank
atau pasar saham. dana dari luar
negeri terutama dari negara-
negara maju yang memasuki
pasar uang dan pasar modal di
dalam negeri dapat membantu
menyediakan modal yang
dibutuhkan tersebut.
Keburukan globalisasi
ekonomi
Menghambat
pertumbuhan sektor
industri
Salah satu efek dari globalisasi
adalah perkembangan sistem
perdagangan luar negeri yang
lebih bebas. Perkembangan ini
menyebabkan negara-negara
berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi
untuk memberikan proteksi
kepada industri yang baru
berkembang (infant industry).
Dengan demikian, perdagangan
luar negeri yang lebih bebas
menimbulkan hambatan kepada
negara berkembang untuk
memajukan sektor industri
domestik yang lebih cepat. Selain
itu, ketergantungan kepada
industri-industri yang dimiliki
perusahaan multinasional semakin
meningkat.
Memperburuk neraca
pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan
barang-barang impor. Sebaliknya,
apabila suatu negara tidak
mampu bersaing, maka ekspor
tidak berkembang. Keadaan ini
dapat memperburuk kondisi
neraca pembayaran. Efek buruk
lain dari globaliassi terhadap
neraca pembayaran adalah
pembayaran neto pendapatan
faktor produksi dari luar negeri
cenderung mengalami defisit.
Investasi asing yang bertambah
banyak menyebabkan aliran
pembayaran keuntungan
(pendapatan) investasi ke luar
negeri semakin meningkat. Tidak
berkembangnya ekspor dapat
berakibat buruk terhadap
neraca pembayaran. http://
id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Globalisasi&action=edit
Sektor keuangan semakin
tidak stabil
Salah satu efek penting dari
globalisasi adalah pengaliran
investasi (modal) portofolio yang
semakin besar. Investasi ini
terutama meliputi partisipasi
dana luar negeri ke pasar saham.
Ketika pasar saham sedang
meningkat, dana ini akan
mengalir masuk, neraca
pembayaran bertambah bak dan
nilai uang akan bertambah baik.
Sebaliknya, ketika harga-harga
saham di pasar saham menurun,
dana dalam negeri akan mengalir
ke luar negeri, neraca
pembayaran cenderung menjadi
bertambah buruk dan nilai mata
uang domestik merosot.
Ketidakstabilan di sektor
keuangan ini dapat menimbulkan
efek buruk kepada kestabilan
kegiatan ekonomi secara
keseluruhan.
Memperburuk prospek
pertumbuhan ekonomi
jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan
di atas berlaku dalam suatu
negara, maka dlam jangka
pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil.
Dalam jangka panjang
pertumbuhan yang seperti ini
akan mengurangi lajunya
pertumbuhan ekonomi.
Pendapatan nasional dan
kesempatan kerja akan semakin
lambat pertumbuhannya dan
masalah pengangguran tidak
dapat diatasi atau malah semakin
memburuk. Pada akhirnya,
apabila globalisasi menimbulkan
efek buruk kepada prospek
pertumbuhan ekonomi jangka
panjang suatu negara, distribusi
pendapatan menjadi semakin
tidak adil dan masalah sosial-
ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk.
Globalisasi kebudayaan
Sub-kebudayaan Punk,
adalah contoh sebuah
kebudayaan yang
berkembang secara global
Globalisasi mempengaruhi hampir
semua aspek yang ada di
masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan
sebagai nilai-nilai (values) yang
dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai
hal. Baik nilai-nilai maupun
persepsi berkaitan dengan
aspek-aspek kejiwaan/psikologis,
yaitu apa yang terdapat dalam
alam pikiran. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting
artinya apabila disadari, bahwa
tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah
satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan
subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala
tersebarnya nilai-nilai dan
budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia
atau world culture) telah terlihat
semenjak lama. Cikal bakal dari
persebaran budaya dunia ini
dapat ditelusuri dari perjalanan
para penjelajah Eropa Barat ke
berbagai tempat di dunia ini
( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi
kebudayaan secara intensif
terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak melalui media
menggantikan kontak fisik
sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan
tersebut menjadikan komunikasi
antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan
semakin cepatnya perkembangan
globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya
globalisasi kebudayaan
Berkembangnya pertukaran
kebudayaan internasional.
Penyebaran prinsip
multikebudayaan
(multiculturalism), dan
kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan
lain di luar kebudayaannya.
Berkembangnya turisme dan
pariwisata.
Semakin banyaknya imigrasi
dari suatu negara ke negara
lain.
Berkembangnya mode yang
berskala global, seperti
pakaian, film dan lain lain.
Bertambah banyaknya event-
event berskala global, seperti
Piala Dunia FIFA.