وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Wama khalaqtu aljinna waalinsa illa liyaAAbudooni
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. Adz-Dzariyat(51): 56)
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa tujuan Allah SWT. menciptakan manusia adalah agar manusia mencari keridhaan-Nya, karena dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya akan melahirkan kecintaan dan keridhaan Allah SWT.
Oleh karena itu, keridhaan Allah SWT. terletak pada segenap perintah-perintah-Nya yang disampaikan oleh Allah SWT. kepada Rasulullah SAW., baik berupa Al-Qur'anulkarim, hadits qudsi-Nya, maupun melalui sabda-sabda Rasulullah SAW.
Allah SWT. berfirman,
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
Wama yantiqu AAani alhawa
In huwa illa wahyun yooha
In huwa illa wahyun yooha
Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm(53): 3-4)
Keridhaan Allah merupakan anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT. kepada orang-orang yang menepati jalan keridhaan-Nya. Ia merupakan puncak dari berbagai anugerah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT. dan sabda Rasul-Nya, sebagaimana firman-Nya,
قَالَ اللَّهُ
هَٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي
مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَّضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Qala Allahu hatha yawmu yanfaAAu alssadiqeena sidquhum lahum jannatun tajree min tahtiha alanharu khalideena feeha abadan radiya Allahu AAanhum waradoo AAanhu thalika alfawzu alAAatheemu
Ini adalah suatu
hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi
mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun
ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar. (QS. Al-Maidah(5): 119)
Dalam ayat lain,
وَعَدَ اللَّهُ
الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ
ۚ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
WaAAada Allahu almumineena waalmuminati jannatin tajree min tahtiha alanharu khalideena feeha wamasakina tayyibatan fee jannati AAadnin waridwanun mina Allahi akbaru thalika huwa alfawzu alAAatheemu
Allah menjanjikan
kepada orang-orang Mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan
(mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah
adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah(9): 72)
Rasulullah SAW. bersabda,
"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman kepada perighuni surga, 'Wahai ahli surga!' Maka mereka menjawab, 'Ya Tuhanku, kami memenuhi seruan-Mu dan berkat-Mu serta segala kebaikan berada di tangan-Mu.' Allah berfirman, 'Apakah kamu rela?' Mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, tidak selayaknya kami untuk tidak ridha padahal Engkau telah menganugerahkan kepada kami sesuatu yang tidak dianugerahkan kepada seorang pun di antara makhluk-Mu.' Maka Allah berfirman, 'Ketahuilah, maukah kamu Kuberi sesuatu yang lebih baik daripada itu?' Mereka menjawab, 'Ya Tuhanku, apakah sesuatu yang lebih baik daripada nikmat itu?' Allah berfirman, 'Aku tetapkan kepadamu keridhaan-Ku. Setelah ini, Aku tidak akan pernah murka kepadamu'." (HR. Muslim dari hadits Malik)
Sebagai makhluk dan hamba Allah SWT. sudah seharusnya apa yang kita lakukan dalam kehidupan dunia ini hanyalah bertujuan untuk mencari keridhaan yang telah menciptakan kita, Tuhan kita, Allah SWT. Bila hal ini sungguh-sungguh kita lakukan, hal yang paling utama yang akan kita dapatkan adalah tercurahkan keridhaan Allah SWT. kepada diri kita. Allah SWT. berfirman,
رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
radiya Allahu AAanhum waradoo AAanhu
Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. (QS. Al-Bayinah(98): 8)
Selain itu, Allah akan menunjuki kita kepada jalan-Nya (QS. Al-Ankabut(29): 69), akan mendapatkan pahala yang besar (QS. Al-Ahzab(33): 29), mendapatkan syafaat dari Allah SWT. dan dari orang-orang yang diizinkan-Nya untuk memberikan syafaat (QS. Al-Anbiya(21): 28), akan mendapatkan kitab dari sebelah kanan (QS Al-Haqqah(69): 19-21), dan akan dimasukkan ke dalam surga-Nya (QS. At-Taubah(9): 100).
Hal ini didapatkan oleh orang yang mencari keridhaan Allah karena ia mengerahkan segenap daya dan kekuatannya untuk menjadikan apa yang dilakukannya sesuai dengan yang diridhai-Nya. Selain itu, menelan apa pun yang diterimanya dengan rasa senang dan ridha kepada Allah sehingga hidupnya senantiasa berada dalam naungan keridhaan Allah SWT. Untuk itu, mencari keridhaan Allah dapat diwujudkan dengan ridha dan merealisasikan keridhaan kita terhadap apa-apa yang diridhai oleh Allah SWT., di antaranya,
Pertama, ridha terhadap agama-Nya, yakni agama Islam. Islam adalah agama yang diridhai-Nya, sebagaimana firman-Nya,
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Inna alddeena AAinda Allahi alislamu
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. (QS. Ali-Imran(3): 19)
Dalam ayat lain,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
alyawma akmaltu lakum deenakum waatmamtu AAalaykum niAAmatee waradeetu lakumu alislama deenan
Pada hari ini
telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS Al-Maidah(5): 3)
Keridhaan kita terhadap Islam diwujudkan dengan melaksanakan ajaran Islam secara kafah (menyeluruh). Tidak setengah-setengah, sebagaimana firman Allah SWT.,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Ya ayyuha allatheena amanoo odkhuloo fee alssilmi kaffatan wala tattabiAAoo khutuwati alshshaytani innahu lakum AAaduwwun mubeenun
Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh
nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah(2): 208)
Kedua, ridha dengan takdir atau ketentuan-Nya. Hal ini direalisasikan dengan sikap syukur ketika kebaikan menimpanya dan sikap sabar ketika keburukan menimpa dirinya. Allah SWT. berfirman,
وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
wain tashkuroo yardahu lakum
Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu. (QS. Az-Zumar(39): 7)
Ketiga, berusaha mendapatkan keridhaan orang tua, sebab keridhaan Allah bergantung pada keridhaan kedua orangtua.
Rasulullah SAW. bersabda,
Rasulullah SAW. bersabda,
"Keridhaan Allah bergantung pada keridhaan orangtua dan kebencian Allah bergantung kepada kebencian orangtua."
Hal ini direalisasikan dengan berbuat baik kepada kedua orangtua kita dan tidak menyakiti keduanya. Allah SWT. berfirman,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ
أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل
لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Waqada rabbuka alla taAAbudoo illa iyyahu wabialwalidayni ihsanan imma yablughanna AAindaka alkibara ahaduhuma aw kilahuma fala taqul lahuma offin wala tanharhuma waqul lahuma qawlan kareeman
Waikhfid lahuma janaha alththulli mina alrrahmati waqul rabbi irhamhuma kama rabbayanee sagheeran
Waikhfid lahuma janaha alththulli mina alrrahmati waqul rabbi irhamhuma kama rabbayanee sagheeran
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.' (QS Al-Isra(17): 23-24)
Akhirnya, mari kita renungi dan kita amalkan doa yang diajarkan Rasulullah SAW. kepada kita agar kita bersungguh-sungguh mencari keridhaan-Nya dan dapat meraihnya,
"Allaahumma Inni As Aluka Ridaaka Wai Jannah Wa A'uzubika Min Sakha-thika Wannaar." Artinya, "Ya Allah, aku memohon daripada-Mu keridhaan-Mu dan surga, dan aku memohon perlindungan daripada kemurkaan-Mu dan daripada azab api neraka." (HR. Timidzi dan Ibnu Majah)
Amin.
Wallahu'alam.***
[Ditulis oleh H. MOCH HISYAM,
Ketua DKM. Al-Hikmah RW 7 Sarijadi Bandung, anggota Komisi Pendidikan
dan Dakwah MUI Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung.
Tulisan disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Pahing) 22 Februari 2013 / 11 Rabiul Akhir 1434 H. pada Kolom "RENUNGAN JUMAT"]