Struktur 3-dimensi
Natrium khlorida, NaCl, padatan tak bewarna (mp 801° C dan bp 1413° C). NaCl memiliki struktur garam dapur. Dalam fasa gas, NaCl adalah molekul dua atom. Walaupun larut dalam gliserol maupun air, NaCl sukar larut dalam etanol. Kristal tunggal berukuran besar digunakan sebagai prisma untuk spektrometer inframerah.
Cesium khlorida, CsCl. Padatan kristal tak bewarna (mp 645° C, bp 1300° C). Walaupun memiliki struktur CsCl, CsCl akan berubah menjadi struktur NaCl pada 445° C. Dalam fasa gas, CsCl adalah molekul dwiatom.
Tembaga (I) khlorida, CuCl. Kristal tak bewarna (mp 430° C dan bp 1490° C), berstruktur ZnS dan empat khlorin terkoordinasi dengan tembaga membentuk tetrahedral.
Kalsium khlorida, CaCl2. Kristal tak bewarna (mp 772° C dan bp di atas 1600° C). CaCl2 berstruktur rutil terdistorsi dan kalsium dikelilingi oleh enam khlorin dalam koordinasi oktahedral. CaCl2 larut dalam air, etanol, dan aseton. CaCl2 menyerap air dan digunakan sebagai desikan. Dikenal hidratnya dengan 1, 2, 4, atau 6 molekul air terkoordinasi.
Kalsium fluorida, CaF2. Kristal tak bewarna (mp 1418° C dan bp 2500° C), memiliki struktur fluorit, merupakan bahan baku paling penting senyawa flourin. Kristal tunggal dengan kualitas yang baik digunakan dalam prisma spektrometer dan lensa fotografi.
Kromium(II) khlorida, CrCl2. Kristal tak bewarna (mp 820 °C dan menyublim), berstruktur rutil terdistorsi, melarut dengan baik di air menghasilkan larutan bewarna biru.
Kromium(III) khlorida , CrCl3. Kristal merah jingga (mp. 115° C dan terdekomposisi pada 1300° C). Ion Cr3+ menempati dua pertiga lubang oktahedral secara bergantian dalam lapisan hvp Cl-. CrCl3 tidak larut dalam air, etanol dan aseton.