Oksida logam campuran
Spinel, MgAl2O4, memiliki struktur dengan Mg2+ menempati 1/8 lubang tetrahedral dan Al3+ menempati 1/2 lubang oktahedral dari susunan ccp atom oksigen (Gambar 4.15). Di antara oksida dengan komposisi A2+B3+2O4 (A2+ adalah Mg, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Zn, Cd, Sn, dan B3+ adalah Al, Ga, In, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Rh), bila lubang tetrahedralnya diisi oleh A2+dihasilkan spinel normal, bila diisi B3+ dihasilkanlah spinel inversi. Mineral spinel memiliki struktur spinel normal, sementara MgFe2O4 dan Fe3O4 memiliki struktur inversi. Energi penstabilan medan kristal (lihat bagian 6.2 (a)) berbeda bergantung apakah medan kristal atom oksigen berbentuk oktahedral atau tetrahedral. Oleh karena itu, bila komponen logamnya adalah logam transisi, perbedaan energinya merupakan faktor yang menentukan distribusi kation (apakah spinel normal atau invers yang akan diadopsi).
Perovskit, CaTiO3, adalah oksida ABO3 (muatan netto A dan B menjadi 6+), dan memiliki struktur dengan atom kalsium ada di pusat TiO3 yang berstruktur ReO3 (Gambar 4.16). Di antara senyawa jenis ini, BaTiO3, biasa disebut barium titanat, khususnya sangat penting. Material fungsional feroelektrik ini digunakan sebagai device resistans nonlinear (varistor).
Oksida unsur golongan 14
Walaupun GeO2 memiliki struktur rutil, ada juga polimorfisme struktur kuarsa β. Ada germanium dengan berbagai struktur analog dengan silikat dan aluminosilikat. SnO2 berstruktur rutil. SnO2 digunakan sebagai elektrode transparan, katalis, dan banyak aplikasi lain. Pelapisan oksida timah di permukaan gelas meningkatkan reflektivitas gelas. PbO2 berstruktur rutil. Timbal oksida bersifat oksidator kuat dan digunakan dalam pembuatan bahan-bahan kimia, dan PbO2 terbentuk pula di baterai timbal (aki).