Nasehat Imam Abdurrahman bin Amru al-Auza’iy :Empat Tipe Pemimpin:
Ada nasihat berharga yang disampaikan Imam Abdurrahman bin Amru al-Auza’iy kepada Khalifah Abu Ja’far al-Manshur, ketika ulama besar itu dimintai nasihat. Imam al-Auza’iy berkata kepada Khalifah Abu Ja’far al-Manshur, “Sesungguhnya, Umar bin Khaththab ra pernah berkata, “Pemimpin itu ada empat macam. Pertama, pemimpin yang dirinya dan pembantu-pembantunya memiliki jiwa yang kuat seperti halnya para mujahid yang berjuang di jalan Allah; sehingga, Tangan Allah SWT terbentang untuk memberikan rahmat kepadanya. Kedua, pemimpin yang lemah jiwanya, sehingga dikendalikan oleh pembantu-pembantunya. Sesungguhnya, pemimpin seperti ini sangat dekat dengan kehancuran, kecuali Allah SWT memberinya rahmat. Ketiga, pemimpin yang pembantu-pembantunya lemah, sehingga dia mengendalikan mereka; maka pemimpin seperti ini akan dimasukkan ke dalam neraka Huthamah, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, “Berilah khabar gembira kepada pemimpin Huthamah, karena dia sendirilah yang akan binasa.” Keempat, pemimpin yang dirinya dan pembantu-pembantunya saling berebut pengaruh, sehingga mereka semua terjatuh dalam kebinasaan”.
Imam al-Auza’iy bertutur lagi, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya kesulitan yang paling besar adalah menegakkan hak Allah dan kemuliaan yang paling tinggi di sisi Allah adalah takwa. Barangsiapa meminta kemuliaan dengan ketaatan kepada Allah, niscaya Allah akan mengangkat dan memuliakannya. Sebaliknya, barangsiapa mencari kemuliaan dengan bermaksiyat kepadaNya, Allah akan menghinakan dan merendahkannya. Inilah nasihat untukmu, semoga keselamatan tetap bersamamu”.[Imam al-Ghazali, Al-Ihya', juz 7, hal. 77]
Seorang pemimpin haruslah memiliki jiwa yang kuat untuk mengendalikan urusan-urusan rakyat; dan ia harus memilih pembantu-pembantu yang bertakwa dan memiliki kekuatan jiwa. Faktor inilah yang akan mendatangkan rahmat dan pertolongan dari Allah swt atas dirinya.
Kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin organisasi ditentukan sejauh mana ia mampu mengorganisasi potensi yang dia miliki; karyawan, perusahaan, dan asset. Dalam konteks karyawan, ia harus mampu menempatkan karyawannya dengan tepat sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Seorang pemimpin harus mampu mengorganisasi karyawannya hingga menjadi super team yang hebat. Pemimpin tidak hanya memimpin karyawannya, akan tetapi ia juga mengarahkan, membimbing, mendidik, mengontrol, dan memberikan contoh kepada karyawannya. Ia harus menanamkan satu prinsip “ketaatan kepada aturan main” yang telah disepakati, dan taat kepada pemimpin adalah salah satu bagian dari aturan main sebuah organisasi. Jadikan karyawan sebagai anggota team perusahaan, bukan sebagai bawahan. [] Fathiy Syamsuddin Ramadhan An Nawiy