Banyak logam halida dibentuk oleh kombinasi 80 unsur logam dan empat halogen (Tabel 4.8, Tabel 4.9). Karena terdapat lebih dari satu bilangan oksidasi khususnya logam transisi, dikenal beberapa jenis halida logam transisi. Halida ini sangat penting sebagai bahan awal preparasi senyawa logam, dan kimia anorganik senyawa logam bergantung pada halida logam. Ada halida rantai 1-dimensi, lapisan 2-dimensi, dan 3-dimensi, tetapi beberapa di antaranya adalah padatan kristalin molekular. Penting dicatat halida logam transisi anhidrat biasanya senyawa padat dan hidratnya adalah senyawa koordinasi dengan ligan air. Karena kedimensionalan struktur adalah merupakan aspek paling menarik dalam struktur dan sintesis, halida khas dideskripsikan dengan urutan dimensinya.
Halida molekular
Merkuri(II) khlorida, HgCl2. HgCl2 adalah kristal tak bewarna larut dalam air dan etanol. HgCl2 adalah molekul lurus triatomik dalam fasa bebasnya. Namun, selain dua atom khlorin, empat khlorin dari molekul di dekatnya menempati koordinasi dan merkuri menjadi heksakoordinat dalam keadaan kristalin. Senyawa ini sangat toksik dan digunakan untuk mengawetkan kayu, dsb.
Aluminum trikhlorida, AlCl3. Kristal tak bewarna (mp 190o C (2.5 atm) dan bp. 183o C) yang tersublimasi bila dipanaskan. AlCl3 melarut dalam etanol dan eter. AlCl3 adalah asam Lewis dan membentuk aduk dengan berbagai basa. AlCl3 dalam cairan dan gas terdiri atas molekul yang berupa dimer aluminum tetrakoordinasi dengan jembatan khlorin (Gambar 4.21), dan berstruktur lamelar bila kristalin. AlCl3 digunakan dalam katalis asam Lewis Friedel Craft, dsb.
Timah (IV) khlorida, cairan tak bewarna (mp -33° C dan bp 114° C). Dalam fasa gas berupa molekul tetrahedral.
Titanium (IV) khlorida, TiCl4. Cairan tak bewarna (mp -25° C dan bp 136.4° C). Molekul gasnya adalah tetrahedral mirip timah(IV) khlorida. TiCl4 digunakan sebagai komponen katalis Ziegler Natta.