Jika tidak ada aral melintang Indonesia segera memproduksi secara massal mobil listrik nasional pada April 2013.
Mobil listrik nasional sangat fleksibel dan bisa melakukan pengisian di rumah dengan tegangan 220 V dan hanya membutuhkan waktu 4-5 jam hingga baterai tersisi penuh. |
"Mudah-mudahan
jika semua lancar, mobil listrik dapat diproduksi massal mulai April
2013 dengan jumlah produksi awal sebanyak 10.000 unit," kata Dahlan usai
meninjau PT Nipress Tbk produsen baterai (accu), di Narogong,
Cileungsi, Jawa Barat, Selasa.
Menurut Dahlan, prototipe mobil
listrik nasional akan diluncurkan pada 10 Agustus 2012 bertepatan dengan
Hari Kembangkitan Teknologi Nasional.
Ia menjelaskan empat varian mobil listrik yang akan diproduksi
yaitu, kendaraan sekelas Carry, Avanza, Yaris, dan kelas premium
Ferrari.
"Prototipe empat varian mobil listrik tersebut sudah selesai, tinggal meminta kesiapan pasokan baterai jenis lithium ferro posphate," kata Dahlan.
Menurutnya, baterai merupakan unsur terpenting dalam industri mobil
listrik yang perannya bisa mencapai 40 persen. "Tiga minggu lagi, saya
akan menaiki mobil listrik itu," katanya.
Saat ini pembangunan mobil listrik nasional tersebut "dikeroyok"
lima orang pemuda yang disebut Dahlan sebagai "Pendawa Putra Petir",
yang masing-masing memiliki keahlian dan pengalaman dalam sebuah
industri otomotif global.
Meski begitu Dahlan tidak menyebut perusahaan atau pihak mana yang
akan ditunjuk dalam memimpin konsorsium proyek mobil listrik nasional
tersebut.
"Belum ada yang ditunjuk. Tapi kita akan melibatkan PT INKA
(Persero) dan PT LEN (Persero). Selain BUMN saya juga mengimbau pihak
swasta juga ikut memproduksi mobil listrik ini," ujarnya.
Dahlan merupakan sosok yang sangat gencar untuk melahirkan industri mobil nasional.
Ia pun mempertemukan "Pendawa Putra Petir" dengan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, di
Istana Negara Jogjakarta, Yogyakarta pada 25 Mei 2012, saat membahas
mobil nasional.
Menurut Dahlan, saat ini baterai mobil listrik didesain untuk jarak
tempuh 150 kilometer sekali pengisian, namun seiring perkembangan
teknologi bisa ditingkatkan untuk 300 kilometer.
Mantan Dirut PT PLN itu optimistis masa depan mobil listrik
nasional menjanjikan, karena selain negara bisa menghemat bahan bakar
minyak (BBM), juga harga kendaraan ini tidak akan terlalu mahal karena
selalu akan ada temuan baru.
"Bukan hanya pemerintah yang diuntungkan karena terkait dengan
penghematan penggunaan BBM dalam APBN, tapi juga masyarakat yang dapat
menghemat pengeluaran," ujarnya.
bMobil listrik menghabiskan biaya sebesar Rp1.000 per 10 kilometer,
sedangkan mobil ber-BBM sekitar Rp10.000 per 10 kilometer
Sumber : Antara
Gambar : oto.detik.com