Gambaran bahwa orang Neanderthal adalah manusia gua yang kotor, kasar dan bodoh tampaknya perlu direvisi karena hasil studi menunjukkan kemungkinan subspesies manusia yang hidup pada zaman prasejarah itu membuat lukisan di gua-gua Eropa.
Menurut studi terbaru yang dipublikasikan Science, peneliti dari delapan universitas dan institusi riset Eropa mengambil sampel lapisan tipis kalsit yang menutupi lukisan dinding 11 gua di barat laut Spanyol serta menelusuri jejak peluruhan uranium di dalamnya untuk memperkirakan usia lukisan.
Arkeolog Alistair Pike dari University of Bristol dan koleganya menemukan bahwa 50 karya lukis gua yang diteliti kebanyakan berusia kurang dari 25.000 tahun namun lima diantaranya menunjukkan fakta "menarik", usianya lebih tua dari awal kedatangan manusia modern.
Para peneliti antara lain menemukan gambar berbentuk daun semanggi besar di gua Altamira yang usianya paling sedikit 35.600 tahun, satu milenium lebih tua dari perkiraan sebelumnya. Stensil yang dibuat dengan menerpakan zat warna dengan tekanan tangan ke dinding gua El Castillo juga berusia 37.300 tahun, ribuan tahun lebih tua dari perkiraan semula.
Foto: leseyziesdetayac.info
Di samping itu ada lusinan gambar cakram merah besar, stensil tangan, serta bentuk oval dan persegi panjang di gua El Castillo yang setidaknya berusia 40.800 tahun. Usia lukisan gua itu lebih tua dari awal kedatangan manusia modern. Beberapa peneliti mempercayai bukti paling solid yang menunjukkan bahwa manusia modern baru datang 40.500 tahun lalu.
Kemungkinan kontroversial mengenai temuan itu adalah bahwa karya lukis dinding gua itu merupakan pekerjaan orang Neanderthal, atau para ilmuwan lebih suka menyebutnya Neandertal."Simbol budaya jelas terlihat diantara Neandertal. Tidak mengejutkan kalau mereka adalah seniman gua pertama di Eropa," kata penulis senior studi itu, arkeolog Joao Zilhão dari University of Barcelona, seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Apalagi temuan antropolog baru baru ini menunjukkan bahwa Neanderthal mampu berfikir secara simbolik. Anggota genus Homo yang berasal dari zaman Pleistosen itu mengubur orang yang mati dan menempatkan obyek di kuburan. "Seperti mereka mengetahui ada tahapan setelah kematian," kata paleoantropolog Eric Delson dari Lehman College, New York.
Menurut para peneliti, seni lukis gua merupakan bentuk pikiran simbolik yang bisa menjadi petunjuk perkembangan kemampuan nalar--yang mendasari bahasa, pemikiran abstrak dan fungsi otak lain-- pada dua garis keturunan manusia.Delson mengatakan, lukisan gua "merupakan contoh perilaku simbolik yang menjadikan kita manusia."
Sumber: