• Breaking News

    Panduan dan Tutorial Lengkap serta Materi Pelajaran di Mulyono Blog. Konten Terlengkap dan Terpercaya

    Senin, 10 Oktober 2011

    Reaksi unsur-unsur golongan II dengan air

    Pada halaman ini akan dijelaskan reaksi unsur-unsur golongan II, yaitu berilium, magnesium, kalsium, strontium, dan barium dengan air (atau uap air).

    Fakta-fakta
    Berilium
    Berilium tidak bereaksi dengan air atau uap air meskipun dalam suhu tinggi.
    Magnesium
    Magnesium bereaksi dengan uap air menghasilkan magnesium oksida dan hidrogen.

    Magnesium murni memiliki kemampuan bereaksi yang kecil terhadap air dingin. Reaksi di atas lekas terhenti karena terbentuknya magnesium hidroksida yang tidak larut dalam air dan membentuk rintangan bagi magnesium untuk bereaksi lebih lanjut.

    Sebagai catatan, jika logam bereaksi dengan uap air, terbentuk logam oksida. Jika bereaksi dengan air dingin, dihasilkan logam hidroksida.
    Kalsium, strontium, dan barium
    Unsur-unsur ini dapat bereaksi dengan air dingin dengan pengadukan kuat menghasilkan logam hidroksida dan hidrogen. Strontium dan barium memiliki reaktivitas mirip dengan litium di Golongan I.
    Persamaan reaksi unsur-unsur ini adalah :

    Logam hidroksida yang dihasilkan bersifat tidak larut air, tetapi kelarutannya meningkat ke bawah golongan. Kalsium hidroksida yang terbentuk sebagian besar berupa endapan putih (sebagian kecil larut). Untuk reaksi strontium akan dihasilkan endapan yang lebih sedikit, dan lebih sedikit lagi untuk reaksi barium, karena peningkatan kelarutan logam hidroksida tadi.
    Rangkuman tren reaktivitas

    Logam Golongan II semakin ke bawah reaktivitas dengan air semakin meningkat.
    Penjelasan Mengenai Tren Reaktivitas
    Perubahan entalpi dalam reaksi

    Perubahan entalpi dalam suatu reaksi menunjukkan jumlah panas yang diserap atau yang dikeluarkan selama raksi berlangsung. Perubahan entalpi negatif jika panas dikeluarkan, dan positif jika panas diserap.
    Sebagai contoh, perhitungan perubahan entalpi dalam reaksi antara berilium atau magnesium dan uap air :

    Kedua reaksi di atas adalah sangat eksotermis, mengeluarkan panas dengan jumlah sama. Tetapi, hanya reaksi magnesium yang benar-benar terjadi. Sebab perbedaan reaktivitas kedua unsur ini ada dalam penjelasan lain.
    Perhitungan perubahan entalpi untuk kalsium, strontium, atau barium dengan air dingin, akan juga menghasilkan panas dengan jumlah yang sama dalam tiap reaksi, yaitu sekitar -430 kJ mol-1.
    Energi aktivasi dalam reaksi

    Energi aktivasi adalah jumlah minimum energi yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah reaksi. Tidak peduli eksotermiknya suatu reaksi, jika ada halangan energi aktivasi, reaksi akan berlangsung sangat lambat.
    Ketika logam Golongan II bereaksi membentuk oksida atau hidroksida, terlebih dahulu terbentuk ion logam.
    Pembentukan ion ini melibatkan beberapa tahap reaksi yang memerlukan masukan energi, untuk energi aktivasi reaksi. Tahapan reaksi ini melibatkan :
    * Energi atomisasi dari logam. Ini adalah energi yang diperlukan untuk memecah ikatan atom dalam logam.
    * Energi ionisasi + yang pertama. Energi ini penting untuk mengubah atom logam menjadi ion dengan muatan 2+.
    Setelah tahapan tersebut, ada beberapa langkah dalam reaksi yang mengeluarkan energi, menghasilkan keseluruhan reaksi eksotermik dan produk reaksi.
    Grafik di bawah ini memperlihatkan efek dari tahap penyerapan energi pada reaksi unsur Golongan II.

    Perhatikan bahwa energi ionisasi mendominasi tahapan ini, terutama energi ionisasi kedua. Energi ionisasi semakin menurun ke bawah Golongan, karena semakin ke bawah logam semakin mudah membentuk ion, sehingga reaksi lebih mudah terjadi.
    Rangkuman dalam peningkatan reaktivitas ke bawah Golongan

    Reaksi lebih mudah terjadi jika energi yang dibutuhkan untuk membentuk ion positif kecil. Ini terutama karena penurunan energi ionisasi ke bawah Golongan, menyebabkan rendahnya energi aktivasi, dan reaksi yang lebih cepat.