• Breaking News

    Panduan dan Tutorial Lengkap serta Materi Pelajaran di Mulyono Blog. Konten Terlengkap dan Terpercaya

    Jumat, 14 Oktober 2011

    Reaksi Alkohol Dengan Natrium

    Halaman ini memaparkan tentang reaksi antara alkohol dengan logam natrium, dan membahas secara ringkas tentang sifat-sifat alkoksida yang terbentuk. Kita akan melihat reaksi antara natrium dan etanol dalam bentuk yang sederhana, tetapi meskipun jenis alkohol yang digunakan berbeda-beda, reaksi yang terjadi tetap sama.
    Reaksi antara natrium dan etanol
    Rincian reaksi
    Sebuah lempeng kecil dari natrium yang dimasukkan ke dalam etanol akan bereaksi stabil menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen dan membentuk larutan natrium etoksida yang tidak berwarna, CH3CH2ONa. Natrium etoksida juga dikenal sebagai alkoksida.
    Jika larutan diuapkan sampai kering, maka natrium etoksida akan tertinggal sebagai sebuah padatan putih.

    Walaupun jika dilihat sekilas tampak sebagai sebuah reaksi yang baru dan cukup rumit, namun sebenarnya reaksi ini sama persis dengan reaksi antara natrium dan air (kecuali reaksinya yang berlangsung lebih cepat).
    Mari kita bandingkan antara kedua reaksi ini:
    Untuk reaksi antara natrium dengan air, tentu saja kita biasa menuliskan hasil reaksinya, natrium hidroksida, sebagai NaOH dan bukan HONa – inilah sebenarnya yang membedakan, yakni hanya dari segi penulisan sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas.
    Natrium etoksida sangat mirip dengan natrium hidroksida, kecuali bahwa hidrogen digantikan oleh sebuah gugus etil. Natrium hidroksida mengandung ion-ion H- sedangkan natrium etoksida mengandung ion-ion CH3CH2O-.
    Kegunaan reaksi
    Ada dua kegunaan sederhana dari reaksi antara alkohol dengan natrium, yaitu:
    Untuk membuang natrium dalam jumlah sedikit dengan aman
    Jika beberapa natrium tertumpah di sebuah meja, atau jika ada sedikit yang tersisa dari sebuah reaksi, untuk menghilangkannya tidak cukup hanya dengan mencucinya karena natrium cenderung meledak jika bereaksi dengan air.
    Natrium bereaksi jauh lebih lambat dengan etanol. Dengan demikian etanol digunakan untuk melarutkan limbah natrium dalam jumlah kecil. larutan yang terbentuk selanjutnya bisa dicuci dengan air tanpa ada masalah (karena natrium etoksida yang terbentuk besifat sangat basa – lihat berikut).
    Untuk menguji keberadaan gugus -OH dalam alkohol
    Karena adanya bahaya yang bisa terjadi ketika menangani natrium, maka reaksi uji ini tidak cokcok untuk sebuah alkohol pada tingkatan ini. Karena natrium bereaksi hebat dengan asam menghasilkan garam dan hidrogen, maka pertama-tama harus dipastikan bahwa larutan yang akan diuji benar-benar netral.
    Juga perlu dipastikan agar tidak terdapat air meskipun dalam jumlah kecil dalam larutan karena natrium bereaksi lebih baik dengan gugus -OH dalam air dibanding dengan gugus -OH dalam sebuah alkohol.
    Dengan prinsip prinsip ini, jika sebuah lempeng kecil dari aluminium dimasukkan ke dalam sebuah cairan netral yang bebas air dan terbentuk gelembung-gelembung hidrogen, maka cairan tersebut adalah sebuah alkohol.
    Beberapa reaksi sederhana dari ion-ion alkoksida
    Untuk topik ini, kita akan membahas dua contoh. Contoh pertama adalah contoh yang sederhana yang biasa dilakukan dalam praktek dan contoh kedua untuk menguatkan adanya kemiripan antara natrium etoksida dengan natrium hidroksida.
    Lagi-lagi dalam contoh ini kita mengambil ion-ion etoksida dalam natrium etoksida sebagai contoh sederhana. Pada dasarnya, ion-ion etoksida (dan alkoksida lainnya) berperilaku mirip dengan ion-ion hidroksida.
    Ion-ion etoksida bersifat sangat basa
    Jika air dimasukkan ke dalam larutan natrium etoksida, maka air akan larut menghasilkan larutan tidak berwarna dengan pH tinggi – biasanya pH 14. Larutan ini sangat basa.
    Penyebab tingginya pH larutan yang terbentuk adalah karena ion-ion etoksida melepaskan ion-ion hidrogen dari molekul-molekul air untuk menghasilkan ion-ion hidroksida. Ion-ion inilah yang menyebabkan pH tinggi.

    Ion-ion etoksida adalah nukleofil yang baik
    Nukleofil adalah sesuatu yang membawa muatan negatif penuh atau negatif parsial yang digunakannya untuk menyerang inti-inti positif pada molekul atau ion lain.
    Ion-ion hidroksida merupakan nukleofil yang baik, dan bisa bereaksi dengan halogenalkana (juga disebut haloalkana atau alkil halida) dan larutan natrium hidroksida. Ion-ion hidroksida menggantikan atom halogen pada reaksi-reaksi ini.

    Pada reaksi ini, terbentuk alkohol.
    Ion etoksida berperilaku sama persis dengan ion hidroksida. Jika kita mengetahui mekanisme reaksi ion hidroksida maka kita bisa mengetahui mekanisme yang terjadi pada reaksi antara sebuah halogenalkana dengan ion etoksida.
    Bandingkan persamaan reaksinya dengan persamaan reaksi untuk ion-ion hidroksida di atas.

    Satu-satunya yang membedakan adalah, pada reaksi dengan ion hidroksida, terdapat atom hidrogen di ujung sebelah kanan molekul produk, sehingga hanya ada satu gugus alkil.
    Sedangkan pada reaksi dengan ion etoksida, terdapat dua gugus alkil (atau hidrokarbon lain) yang dijembatani oleh sebuah atom oksigen, ini disebut sebagai eter. Untuk contoh di atas, eter yang terbentuk adalah 1-etoksipropana atau etil propil eter. Reaksi ini baik digunakan untuk membuat eter dalam laboratorium.