• Breaking News

    Panduan dan Tutorial Lengkap serta Materi Pelajaran di Mulyono Blog. Konten Terlengkap dan Terpercaya

    Kamis, 13 Oktober 2011

    Rangkuman Kompleksometri

    Titrasi kompleksometri adalah salah satu metode kuantitatif dengan memanfaatkan reaksi kompleks antara ligan dengan ion logam utamanya, yang umum di indonesia EDTA ( disodium ethylendiamintetraasetat/ tritiplex/ komplekson, dll ).
    Kestabilan termodinamik (dari) suatu spesi merupakan ukuran sejauh mana spesi ini akan terbentuk dari spesi-spesi lain pada kondisi-kondisi tertentu, jika sistem itu dibiarkan mencapai keseimbanagan.
    Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks, yaitu :
    a.  Kemampuan mengkompleks logam-logam.
    Kemampuan mengkompleks relatif (dari) logam-logam digambarkan dengan baik menurut klarifikasi Schwarzenbach, yang dalam garis besarnya didasarkan atas pembagian logam menjadi asam Lewis (penerima pasangan elektron) kelas A dan kelas B.
    b.  Ciri-ciri khas ligan itu.
    Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
    1.  kekuatan basa dari ligan itu,
    2.  sifat-sifat penyepitan (jika ada), dan
    3.  efek-efek sterik (ruang).
    Keinertan atau kelabilan kinetik dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi pengamatan umum berikut ini merupakan pedoman yang baik akan perilaku kompleks-kompleks dari berbagai unsur, yaitu diantaranya :
    1.   Unsur grup utama, biasanya membentuk kompleks-kompleks labil.
    2.  Dengan kekecualian Cr(III) dan Co(III), kebanyakan unsur transisi baris-pertama, membentuk kompleks-kompleks labil.
    3. Unsur transisi baris kedua dan baris ketiga, cenderung membentuk kompleks-kompleks inert.
    Suatu reaksi kompleks dapat dipakai dalam penitaran apabila:
    ü      Kompleks cukup memberikan perbedaan pH yang cukup besar pada daerah titik setara.
    ü      Terbentuknya cepat.
    Ø      Beberapa jenis senyawa Kompleks
    Ada 2 jenis lignand dilihat dari jumlah atom donor di dalamnya :
    1. Ligand monodentat : terdapat 1 atom di dalamny
    2. Ligand polidentat : terdapat lebih dari 1 atom donor di dalamnya
    Contoh beberapa komplekson :
    1. Asam nitrilotriasetat(III)
    Nama lainnya adalah :
    • NITA
    • NTA
    • Komplekson I
    2 . Asam trans-1,2-diaminosikloheksana-N,N,N’,N’-tetraasetat(IV)
    Nama lainnya adalah:
    • EDTA
    • DcyTA
    • DCTa
    • Komplekson IV
    3. Asam 2,2’2etilenadioksibis(etiliminodiasetat) (V)
    Nama lainnya:
    • Asam etilenaglikolbis (2-aminoetil eter) N,N,N’,N-tetraasetat (EGTA)
    4.      Asam trietilenatetramina-N,N,N’,N”,N”’,N”’-heksaasetat (TTHA)
    Ø      Jenis-jenis titrasi EDTA, yaitu :
    1.      Titrasi langsung
    2.      Titrasi balik
    3.      Titrasi penggantian atautitrasi substitusi
    4.      Titrasi alkalimetri
    5.      Macam-macam metode
    Kurva pada titrasi EDTA dibuat dengan memplot  pM (logaritma negatif dari konsentrasi ion logam bebas : pM = -log[Mn+]) pada sumbu y dan volume larutan EDTA yang ditambahkan pada sumbu x.
    Ø      Faktor-faktor yang akan membantu menaikkan selektivitas, yaitu :
    1.      Dengan mengendalikan pH larutan dengan sesuai
    2.      Dengan menggunakan zat-zat penopeng
    3.      Kompleks-kompleks sianida
    4.      Pemisahan secara klasik
    5.      Ekstraksi pelarut
    6.      Indikator
    7.      Anion-anion
    8.      ‘Penopengan Kinetik’
    Ø      Macam-macam indikator logam, yaitu diantaranya :
    1.      Mureksida (C.I. 56085)
    2.      Hitam Solokrom (Hitam Eriokrom T)
    3.      Indikator Patton dan Reeder
    4.      Biru Tua Solokrom atau Kalkon
    5.      Kalmagit
    6.      Kalsikrom (calcichrome)
    7.      Hitam Sulfon F Permanen (C.I. 26990)
    8.      Violet Katekol (Catechol Violet) atau Violet Pirokatekol (Pyrocatechol Violet)
    9.      Merah Bromopirogalol (Bromopyrogalol Red)
    10.  Jingga Xilenol (Xylenol Orange)
    11.  komplekson Timolftalein (Timolftalein)
    12.  Biru Metiltimol (Komplekson Biru Metiltimol)
    13.  Zinkon (Zincon) atau 1-(2-hidroksi-5-sulfofenil)-3-fenil-5-(2-karboksifenil)-formazan
    14.  Biru Variamina (C.I. 37255)
    Kesalahan titrasi kompleksometri tergantung pada cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir. Pada prinsipnya ada dua cara, yaitu kelebihan titran yang pertama ditunjukkam atau berkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai batas yang ditentukan, dideteksi.
    1.    Kesalahan titrasi dihitung dengan cara yang sama pada titrasi pengendapan.
    2.    Digunakan senyawa yang membentuk senyawa kompleks yang berwarna tajam dengan logam yang ditetapkan. Warna ini hilang atau berubah sewaktu logam telah diikat menjadi kompleks yang lebih stabil. Misalnya EDTA.