Diagram Latimer adalah diagram dengan spesi kimia berbilangan  oksidasi tertinggi ditempatkan di paling kiri dan serangkaian  spesi  dari atom yang sama disusun ke kanan sesuai dengan penurunan bilangan  oksidasi, dan potensial reduksi standar (/V) ditulis di atas garis yang  menghubungkan setiap keadaan. Diagram ini adalah cara mudah untuk  mendiskusikan reaksi redoks. Karena potensial reduksi akan berbeda dalam  larutan asam dan basa, diperlukan diagram yang berbeda bergantung pada  pH larutan. Dengan mengambil contoh deretan oksida dan hidrida nitrogen  dalam larutan asam sebagai contoh
yang dalam basa diagramnya menjadi:
Sifat aditif fungsi keadaan ∆G
0 dapat digunakan untuk menghitung potensial reduksi standar antar bilangan oksidasi yang berjauhan.
Perubahan energi bebas dan potensial reduksi keadaan yang terdekat adalah ∆G
01, E
01, ∆G
02, E
02 dan jumlah elektron yang diserahterimakan adalah n
1 dan n
2. Sehingga
Misalnya untuk reduksi NO
3- menjadi HNO
2 dua elektron diserahterimakan untuk membentuk HNO
2 melalui N
2O
4 dan potensialnya  menjadi:
Akhir-akhir ini, bila senyawa anorganik baru disintesis, sifat redoksnya dipelajari, biasanya dengan pengukuran elektrokimia. 
Voltametri siklis  adalah teknik yang dipilih karena kesederhanaannya. Teknik ini meliputi  pengukuran potensial, jumlah elektron yang ditransfer,  kereversibelannya, dsb.
Biasanya cukup baik untuk mengganggap  potensial oksidasi berkaitan dengan tingkat energi HOMO, sebab oksidasi  biasanya mengambil  elektron dari HOMO dan potensial reduksi berkaitan  dengan tingkat LUMO sebab reduksi menambahkan elektron ke LUMO.  Namun,  berbagai faktor, seperti pengaruh pelarut, harus diperhatikan  dalam  diskusi kuantitatif proses redoks.