• Breaking News

    Panduan dan Tutorial Lengkap serta Materi Pelajaran di Mulyono Blog. Konten Terlengkap dan Terpercaya

    Sabtu, 15 Oktober 2011

    Asam basa Lewis, Asam basa dan Redoks

    Asam basa Lewis

    Sementara konsep asam basa Brønsted terbatas pada transfer proton, asam Lewis A biasanya didefinisikan sebagai akseptor pasangan elektron dan basa Lewis B sebagai donor, pasangan elektron.  Asam A dan basa :B terikat membentuk aduk A:B.  Misalnya, asam Lewis BF3 dan basa bas Lewis OEt2 (dietileter) membentuk aduk F3B:OEt2.  Kestabilannya meningkat dengan terbentuknya oktet di sekitar boron ketika terbentuk aduk.  Kestabilan aduk diungkapkan dalam konstanta kesetimbangan reaksi :
    konstanta kesetimbangan reaksi
    Oleh karena itu, keasaman Lewis diukur dengan membandingkan Kf terhadap basa yang sama :B.
    Karena proton juga merupakan akseptor elektron, asam Brønsted adalah  kasus spesial definisi asam yang lebih umum yakni Lewis. Menurut definisi ini, ikatan koordinat antara logam transisi (asam Lewis) dan ligan (basa Lewis) juga merupakan reaksi asam basa.
    V. Gutmann mengusulkan negatif entalpi pembentukan (dalam satuan kkal.mol-1) dari aduk (Cl5Sb-Sol) dari suatu pelarut Sol (solvent) dengan asam standar (SbCl5) dalam dikhloroetana sebagai ukuran kebasaan Lewis pelarut.  Bilangan ini disebut  bilangan donor (donor number (D.N.)) pelarut.  Di pihak lain, pergeseran kimia 31P NMR dari Et3P dalam pelarut didefinisikan sebagai ukuran keasaman Lewis pelarut dan disebut dengan bilangan akseptor (acceptor number (A.N.)). Klasifikasi asam basa keras lunak R. G. Pearson mengklasifikasikan asam basa Lewis sesuai dengan kekerasan dan kelunakannya. Klasifikasi ini merupakan perluasan dari teori yang awalnya dikembangkan oleh S. Ahrland, J. Chatt, dan N. R. Davies, yang mengusulkan agar kation logam diklasifikasikan dalam urutan konstanta kestabilan pembentukan kompleksnya dengan anion halida Kf.  Urutannya adalah I < Br < Cl < f untuk ion logam yang masuk klas a, dan urutannya mengikuti f < Cl < Br < I pada logam klas b.  Jenis a adalah kation asam keras, dan kelas b adalah jenis asam lunak.  Kation logam yang tidak terlalu bergantung pada jenis halogen adalah yang masuk kelas perbatasan.
    Yang harus dicatat adalah Kf cenderung bernilai besar dengan bergabungnya asam keras dan basa keras, atau asam lunak dan basa lunak. Bila konsep ini diperluas dari kation sederhana dan anion halida ke asam dan basa Lewis umum, asam basa tadi dapat diklasifikasikan dengan afinitas asam basa keras lunak.  Asam basa keras lunak yang khas ditunjukkan di Tabel 3.3.
    klasifikasi asam basa
    Ungkapan kualitatif “kelunakan” adalah bentuk pengungkapan dengan bahasa lain “kemudahan polarisasi” dan “semakin besarnya kontribusi kovalensi dari ikatan ion dalam ikatan”.  Kation alkali dan alkali tanah serta aluminum adalah asam keras dan kation merkuri, tembaga, perak, dan emas, dsb. termasuk kelas lunak. Sementara oksida adalah anion keras, sulfida dan senyawa fosfor adalah anion lunak. Dalam mineral di kerak bumi, aluminum yang keras dan oksofilik (suka pada oksigen) didapatkan sebagai oksida, dan kadmium, yang lunak dan kalkofilik ditemukan sebagai sulfida

    Asam basa dan redoks

    Beberapa orang mencampuradukkan asam  basa dan redoks.  Kebingungan ini pertama disebabkan oleh istilah yang mirip yakni asal usul oksigen dan kedua kesalahpahaman transfer elektron.  Dalam sejarah, A. L. Lavoisier, yang merupakan bapak besar kimia modern di abad 18, mengganggap oksigen sebagai bahan dasar semua asam.  Ia juga mendefinisikan oksidasi sebagai pembentukan oksida dari suatu unsur dan oksigen.  Definisi asam basa dan redoks yang sekarang muncul jauh setelah Lavoiser. Lebih lanjut, asam Lewis menerima pasangan elektron dari basa membentuk kompleks asam-basa, dan oksidator menangkap elektron dari reduktor seraya mengalami reduksi. Fakta bahwa asam dan oksidator adalah akseptor elektron, dan basa dan reduktor adalah donor elektron, juga merupakan salah satu sumber kebingungan itu.