• Breaking News

    Panduan dan Tutorial Lengkap serta Materi Pelajaran di Mulyono Blog. Konten Terlengkap dan Terpercaya

    Sabtu, 19 Maret 2011

    teorema bilangan,phytagoras dan wilson

    Teorema Wilson


    Tentukan sisa pembagian dari 12! Dibagi 13
    Tentunya kita bisa menghitungnya dengan menggunakan kalkulator. Dan perhatikan masalah-masalah lain di bawah ini 

    1! dibagi 2

    2! dibagi 3

    4! dibagi 5

    6! dibagi 7

    10! dibagi 11

    12! dibagi 13


    dan seterusnya…


    Bagaimana dengan 70! dibagi 71

    Tentunya kalkulator bisa tidak cukup untuk menghitungnya.  Padahal semua jawaban dari pertanyaan di atas adalah sama dengan –1.
    seorang matematikawan Inggris Edward Wearing menyatakan bahwa muridnya menemukan bahwa (p-1)!+1 habis dibagi oleh p berapapun p yang merupakan bilangan prima. Namun, tidak ada dari keduanya yang mampu membuktikannya.
    Tahun 1771, Joseph Lagrange membuktikan teorema ini, yang selanjutnya dikenal sebagai teorema Wilson.

    Teorema Wilson mengatakan

    Jika p bilangan prima, maka (p-1)! \equiv -1(mod p)

    maka teorema Wilson dapat dituliskan sebagai (p-1)!+1 \equiv 0(mod p)
    Rumus bentuk lainnya yaitu a^p+(p-1)!a=a^p-1(mod p).


    Contoh : Berapakah sisa dari 70! dibagi 71

    Menurut teorema Wilson,  70!  \equiv -1(mod \,71). Jadi sisa pembagian dari 70! dibagi 71 adalah –1.
    Tepatnya jika diterapkan dalam teorema keterbagian adalah 70.

    Bukti Teorema Pythagoras



    teorema Pythagoras berbunyi pada suatu segitiga siku-siku berlaku sisi miring kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC siku-siku di C maka teorema Pythagoras dapat dinyatakan AB^2 = AC^2 + BC^2. Teorema Pythagoras ini adalah teorema yang sangat terkenal. Teorema ini akan sering digunakan dalam menghitung luas bangun datar. Selain digunakan dalam perhitungan pada bangun datar, perhitungan pada dimensi 3 atau yang lain juga sering menggunakan teorema Pythagoras. Banyak buku-buku menuliskan teorema ini sebagai c^2 = a^2 + b^2. Dengan c adalah sisi miring.

    Bukti dari teorema ini sangat bermacam-macam. Sangat banyak cara untuk membuktikan teorema Pythagoras ini. Di sini akan diberikan beberapa bukti teorema Pythagoras. Dari bukti yang sangat mendasar sampai bukti yang cukup rumit. Kebanyakan bukti teorema Pythagoras adalah pengembangan dari bukti-bukti inti (bukti-bukti dasar).


    Bukti 1


    Disediakan 4 buah segitiga siku-siku. Perhatikan gambar di atas. 4 segitiga di atas adalah segitiga yang sama. Mempunyai sisi-sisi a, b dan c. dan sisi c merupakan sisi miring dari segitiga tersebut. Ketiga segitiga disampingnya adalah hasil rotasi 90, 180 dan 270 derajat dari segitiga pertama. Luas masing-masing segitiga yaitu \frac{ab}{2}. Sehingga luas 4 segitiga tersebut adalah 2ab.

    Segitiga-segitiga tersebut kita atur sedemikian sehingga membentung persegi dengan sisi c seperti gambar berikut.


    Perhatikan gambar hasil susunan 4 segitiga tersebut. gambar tersebut membentuk sebuah persegi dengan sisi c. dan didalamnya ada persegi kecil. Panjang sisi persegi kecil tersebut adalah (b-a).

    Secara langsung kita dapat menentukan luas persegi besar tersebut, yaitu c^2. Dan secara tidak langsung, luas persegi besar dengan sisi c tersebut adalah sama dengan luas 4 segitiga ditambah luas persegi kecil yang mempunyai sisi (b-a). Sehingga diperoleh,

    c^2 = 2ab + (b-a)^2
    c^2 = 2ab + b^2-2ab + a^2
    c^2 = b^2 + a^2


    Bukti 2

    Perhatikan gambar. Gambar tersebut adalah gambar 2 persegi. Persegi yang besar adalah sebuah persegi yang mempunyai panjang sisi a, dan persegi kecil mempunyai panjang sisi yaitu b. Luas persegi yang besar tentunya adalah a^2. Dan luas persegi kecil adalah b^2. Sehingga luas bangun diatas adalah b^2 + a^2


    Kedua persegi tersebut kita gabungkan. Dan kita buat garis sedemikian sehingga seperti pada gambar. Sisi c menjadi sisi miring dari segitiga tersebut. kemudian kita potong segitiga-segitiga tersebut. dan kita pindahkan ke bagian atas dan samping kanan seperti pada gambar berikut.



    Luas persegi dengan sisi c tersebut tentunya adalah c^2. Karena 2 persegi pada awal tadi adalah sama dengan 1 persegi besar dengan sisi c diatas, maka tentunya luas 2 persegi pertama sama dengan luas persegi besar dengan sisi c tersebut. sehingga, c^2 = b^2 + a^2


    Bukti 3

    Gambar tersebut adalah gambar sebuah trapesium yang dibentuk dari 3 segitiga. Luas trapesium tersebut adalah \frac{1}{2}(a+b)(a+b). dicari menggunakan rumus luas trapesium. Yaitu setengah dikalikan dengan jumlah sisi yang sejajar dikali tinggi trapesium. Mencari luas bangun datar diatas dapat juga menggunakan jumlah luas segitiga (perhatikan gambar). yaitu

    \frac{1}{2}ab+ \frac{1}{2}ab+ \frac{1}{2}c^2.

    Luas yang dihitung adalah tetap. Yaitu bentuk trapezium tersebut. sehingga haruslah kedua luas yang dicari dengan langkah yang berbeda itu harus sama. Diperoleh,

    \frac{1}{2}(a + b)(a + b) = \frac{1}{2}ab + \frac{1}{2}ab + \frac{1}{2}c^2
    \frac{1}{2} (a^2+ 2ab + b^2) = ab + \frac{1}{2}c^2
    \frac{1}{2}a^2+ ab + \frac{1}{2}b^2 = ab + \frac{1}{2}c^2
    a^2 + b^2 = c^2


    Bukti teorema-teorema bilangan

    Teorema. \forall a \in R, berlaku a.0=0
    Bukti.
    Menurut sifat identitas penjumlahan berlaku 1=1+0. Akibatnya,  a.1=a.(1+0).
    Jadi,
    a=a.1+a.0   [sifat distributif]
    (-a)+a=(-a)+(a+a.0)
    0=0+a.0
    0=a.0


    Teorema. Bilangan 0 tidak memiliki invers perkalian
    Bukti.
    Dari teorema di atas berlaku 0a=0 untuk setiap a. padahal bila 0 mempunyai invers berarti 0a=1 untuk suatu a, akibatnya 0=1. Hal ini tidak mungkin terjadi dalam bilangan real, sehingga haruslah pernyataan 0 tidak mempunyai invers merupakan pernyataan yang benar.


    Teorema. Jika ab=ac dan a \ne 0, maka b = c
    Bukti.
    Diketahui ab = ac  dan a \ne 0, artinya a mempunyai invers. Sehingga dapat dituliskan,
    a^{-1}(ab) = a^{-1}(ac)
    (a^{-1}a)b=(a^{-1}a)c
    1b = 1c
    b = c


    Teorema. \forall a dan b \in R, berlaku  (-a)b = -(ab)
    Bukti.
    Kita tunjukkan bahwa (-a)b adalah negative dari (ab), artinya
    (-a)b + ab = ab + (-a)b = 0
    Menurut hukum distributif,
    (-a)b + ab = (-a + a)b = 0b = 0
    Jadi, (-a)b = -(ab)



    Teorema. \forall a dan b \in R, berlaku  -(a + b) = (-a) + (-b)
    Bukti.
    Kita buktikan bahwa [(-a) + (-b)] + (a + b) = 0 seperti berikut,
    [(-a) + (-b)] + (a + b) = [(-a) + (-b)] + (a + b)
    [(-a) + (-b)] + (a + b) = (-a) + (-b) + b + a
    [(-a) + (-b)] + (a + b) = (-a) + 0 + a
    [(-a) + (-b)] + (a + b) = (-a) + a
    [(-a) + (-b)] + (a + b) = 0



    Teorema. a < b jika dan hanya jika b - a > 0
    Bukti.
    Jika a < b, maka menurut sifat pada bilangan berlaku a - a < b - a. oleh karena itu didapatkan 0 < b - a. yang tidak lain yaitu b - a > 0. Sebaliknya, jika b - a > 0, maka (b - a) + a > 0 + a. dan diperoleh b > a


    Teorema. a < b dan c > 0, maka ac < bc
    Bukti.
    Jika a < b, maka b - a > 0. Akibatnya, menurut sifat pada bilangan didapatkan (b - a)c > 0.c. sama dengan (b - a)c > 0. Sehingga bc - ac > 0. Jadi menurut teorema sebelumnya, diperoleh ac < bc


    Teorema. Jika a < 0, maka -a > 0
    Bukti.
    a < 0 maka a - a < 0 - a. diperoleh 0 < -a. Sama dengan -a > 0


    Teorema. Jika a > 0, maka -a < 0
    Bukti.
    a > 0 maka a - a > 0 - a. diperoleh 0 > -a. Sama dengan -a < 0


    Teorema. a < b dan c < 0, maka ac > bc
    Bukti.
    Jika a < b, maka b - a > 0. Padahal c < 0. Maka c - c < 0 - c. maka -c > 0. Akibatnya didapatkan -bc + ac > 0. Jadi menurut teorema sebelumnya, diperoleh ac > bc